Thursday, May 3, 2007

my 15th octoberfresh



"Lost For words''

But if I can't find the words
To tell you what I'm feeling
Baby that don't mean
It don't mean that I don't feel it
I'm trying to tell you girl
But if you don't believe just look and see
My face says what you mean to me
When I can't find the words

I know I can send you flowers
To try to make my feelings clear
And girl I could hold you tight for hours
I wanna tell you what you're trying to hear

Oh and I wanna let it in
I wanna ease all your doubts
I keep trying to get it out

But if I can't find the words
To tell you what I'm feeling
Baby that don't mean
It don't mean that I don't feel it
I'm trying to tell you girl
But if you don't believe just look and see
My face says what you mean to me
When I can't find the words

But I know sometimes I leave you so upset
Cos I got all these bits and pieces in my head
I know because I let you struggle with the things I haven't said

When I can't find the words
When I can't find the words
When I, when I, when I can't find the words
I wanna ease all your doubts (ease all your doubts)
I keep trying to get it out

But if I can't find the words
To tell you what I'm feeling
But baby that don't mean
It don't mean that I don't feel it
I'm trying to tell you girl
But if you don't believe just look and see

My smile says what you mean to me
When I can't find the words
If I can't find the words


my 15th octoberfresh



"Lost For words''

But if I can't find the words
To tell you what I'm feeling
Baby that don't mean
It don't mean that I don't feel it
I'm trying to tell you girl
But if you don't believe just look and see
My face says what you mean to me
When I can't find the words

I know I can send you flowers
To try to make my feelings clear
And girl I could hold you tight for hours
I wanna tell you what you're trying to hear

Oh and I wanna let it in
I wanna ease all your doubts
I keep trying to get it out

But if I can't find the words
To tell you what I'm feeling
Baby that don't mean
It don't mean that I don't feel it
I'm trying to tell you girl
But if you don't believe just look and see
My face says what you mean to me
When I can't find the words

But I know sometimes I leave you so upset
Cos I got all these bits and pieces in my head
I know because I let you struggle with the things I haven't said

When I can't find the words
When I can't find the words
When I, when I, when I can't find the words
I wanna ease all your doubts (ease all your doubts)
I keep trying to get it out

But if I can't find the words
To tell you what I'm feeling
But baby that don't mean
It don't mean that I don't feel it
I'm trying to tell you girl
But if you don't believe just look and see

My smile says what you mean to me
When I can't find the words
If I can't find the words


ac milan vs mu result in san siro



SAN ZERO



3 AC Milan v Manchester United 0
MILAN - Dominasi tim-tim Premier League (Inggris) di semifinal Liga Champions runtuh. Prediksi kuat bakal terjadi All England Final di Athena, Yunani, 23 Mei, akhirnya dipatahkan AC Milan. Satu-satunya wakil Italia di empat besar itu mampu memaksa Manchester United pulang dengan tangan hampa dari San Siro dini hari kemarin.

Markas Rossoneri itu menjadi saksi kegagalan United menembus partai puncak di even bergengsi antarklub Eropa tersebut. Media-media di Inggris mempelesetkan judul headlines kekalahan 0-3 (0-2) United dari Milan itu dengan titel San Zero (nol dari San Siro).

Selain menunjukkan kehebatan kekuatan sepak bola Italia, kemenangan itu juga sebagai bentuk revans AC Milan dari kekalahan pada first leg (2-3) di Old Trafford pekan lalu. Milan unggul agregat 5-3. Tiga gol yang mengantarkan Rossoneri ke Yunani dicetak oleh Kaka (11), Clarence Seedorf (30), dan Alberto Gilardino (78).

Ini merupakan final kedua Milan di ajang Liga Champions dalam tiga tahun terakhir. Mereka sudah ditunggu Liverpool, tim yang membuyarkan mimpi Milan menjadi jawara di Istanbul, Turki, pada musim 2005. Kemenangan telak atas United tersebut, langsung disambut suka cita sekitar 68 ribu Milanisti di San Siro. Yel-yel grande…grande…grande (hebat…hebat…hebat) terus berkumandang saat wasit Frank de Bleeckere dari Belgia meniup peluit akhir.

Dari pinggir lapangan, Carlo Ancelotti, arsitek Rossoneri, memeluk dan menyalami satu persatu para pemainnya. Rona kebanggaan dan kepuasan terpancar di wajah pelatih yang telah membawa Milan tiga kali menembus partai final dalam lima tahun terakhir. "Saya pikir, apa yang ditunjukkan para pemain di babak pertama adalah apa yang menjadi impian semua pelatih. United sangat kuat, dan kami sebetulnya tampil bagus pada leg pertama. Itu yang membuat kami percaya diri di leg kedua," papar Ancelotti kepada Channel4.

"Saya percaya, kunci dari kemenangan ini adalah, tekanan yang kami lakukan di barisan tengah. Kaka dan Gennaro Gattuso berusaha membendung upaya gelandang mereka mengirim umpan ke lini depan. Andrea Pirlo bergerak di luar posisi Paul Scholes. Tekanan dari dua bek sayap kami juga memaksa Ryan Giggs dan Cristiano Ronaldo bermain lebih ke dalam," tuturnya.

Soal laga final lawan Liverpool, Ancelotti berharap anak asuhnya bisa melupakan trauma 2005 lalu. Ancelotti bahkan optimistis, kali ini The Reds (julukan Liverpool) bakal bisa ditaklukkan. "Saya sudah memenangkan beberapa trofi. Liverpool jelas beda dengan United. Kualitas mereka (Liverpool) memang lebih rendah, namun secara fisik dan temperamen mereka lebih kuat ketimbang United," ujarnya.

"Soal trauma (2005), saya rasa itu tak akan mempengaruhi kami semua. Final nanti akan menjadi laga yang berbeda. Liverpool mempunyai pemain yang berkualitas di lini depan yang secara tiba-tiba bisa mengejutkan Anda. Tapi, kami sangat senang bisa bertemu mereka kembali di final," lanjutnya yakin. (bas)


Statistik Pertandingan

AC Milan Manchester United
3 Gol 0
7 Tendangan ke Gawang 2
13 Tendangan Melenceng 13
4 Sepak Pojok 5
2 Offside 2
14 Pelanggaran 22
2 Kartu Kuning 1
0 Kartu Merah 0
48% Penguasaan Bola 52%
2 Penyelamatan 4


FACTS AND FIGURES

1. Dari delapan kali pertemuan di kancah Eropa, Milan telah membukukan empat kemenangan, dan United tiga kali menang.

2. Milan empat kali mengalahkan United di San Siro, dan belum pernah kemasukan gol. Milan juga belum pernah kalah dalam 12 laga home menjamu wakil Inggris.

3. AC Milan sudah sepuluh kali menembus final Liga Champions, dan enam kali tampil sebagai jawara.

4. Kekalahan 0-3 dari Milan kemarin merupakan kekalahan terbesar United sejak 29 April 2006. Ini kali pertama sejak 17 Desember atau dalam 30 laga terakhir, United tak mencetak gol dalam satu pertandingan.

kaka goal in san siro vs mu

Monday, April 30, 2007

pasang link bergambar

Kode untuk Pasang Badge/Button
Gimana sih cara bikin kotak kode untuk pasang link, kayak di sidebar kanan blog ini? Gimana bikin badge/button/gambarnya itu?

Karena sering ada yang nanya, maka inilah jawabannya :)

Pertama, siapkan dulu gambar button/badge yang diinginkan. Kita bisa membuatnya sendiri dengan bantuan software Paint, Adobe Photoshop, atau yang lain. Tapi yang lebih mudah, kita bisa menggenerate secara otomatis dari web-web penyedianya.
Web untuk membuat gambar button/badge tersebut antara lain:
** Brilliant Button Maker
** Kalsey Button Maker

Kedua, simpan badge/button yang telah kita buat tersebut di image hosting kita. Bisa di imageshack.us, photobucket, atau lainnya.

Ketiga, tambahkan kode seperti di bawah ini ke template blog.



Copy kode di bawah ini:








AAA= ganti dengan alamat blog, di sini misalnya jadi: http://numero22-milanisti.blogspot.com/
BBB= ganti dengan alamat gambar button/badge yang telah diupload ke internet.
Misal menjadi: http://img139.imageshack.us/img139/3747/mybloguv4.png

Setelah itu, simpan atau republish template blog kita.
Done! :)

Tuesday, April 24, 2007

testimonial

”Lembar ini disediakan untuk pengunjung blog yang ingin memberikan kesan dan pesan secara pribadi kepada pemilik blog ini dan isinya bebas, asal dibatasi dengan kesopanan dan kesantunan.

Klik Comment di bawah ini untuk memberikan testimoni dan terima kasih atas perhatiannya”.

Thursday, April 19, 2007

ac milan

background: url("http://www.acmilan-online.com/dl/users-wp/demerio/ac-milan-2006-winter-break.jpg");

Tuesday, April 17, 2007

kaka goal

gourcuff goal

Thursday, March 29, 2007

kenshin

Wednesday, March 21, 2007

kak biography


Personal information
Full name Ricardo Izecson
dos Santos Leite

Date of birth April 22, 1982 (age 24)
Place of birth Brasília, Brazil
Height 1.86 m (6 ft 1 in) Nickname Kaká, Ricky
Position Attacking Midfielder
Club information
Current club A.C. Milan
Number 22
Professional clubs1
Years Club App (Gls)*
2001-2003
2003-present São Paulo
A.C. Milan 58 (23)
116 (36)
National team2
2002-present Brazil 47 (17)

1 Professional club appearances and goals
counted for the domestic league only and
correct as of december 24, 2006.
2 National team caps and goals correct
as of November 25, 2006.
* Appearances (Goals)

Ricardo Izecson dos Santos Leite (born April 22, 1982 in Brasília), better known as Kaká, is a Brazilian footballer who plays as a midfielder for Brazil and the Serie A club A.C. Milan.
Contents [hide]
1 Early life
2 Career
2.1 Club career
2.2 International career
2.2.1 2006 World Cup
3 Personal life
4 Trivia
5 Honours
6 Career statistics
7 References
8 External links

Early life

Kaká was born in Brasília, Brazil on the 22nd of April, 1982 to Simone Cristina dos Santos Leite and Bosco Izecson Pereira Leite. He has a younger brother,Rodrigo Ifrano dos Santos Leite, known as Digão, who has followed in Kaká's footsteps by playing football in Italy.

His nickname Kaká, from his native Portuguese, is pronounced as it is spelled, with the stress being on the second syllable as the accent signifies. It is a commonly used shortened form of "Ricardo" in Brazil [1], however, Kaká received his nickname from his little brother, Rodrigo, who could not pronounce the word "Ricardo" when they were young. Rodrigo called his older brother "Caca" which was later changed to "Kaká". [2]

In September, 2000, at the age of 18, Kaká suffered a career-threatening and possibly paralysis-inducing spine fracture as a result of a pool accident. The worst did not occur, however, and Kaká fully recovered from the incident. One year later Kaká made his comeback on the pitch, when he came in as a reserve-substute in the Tornero Rio Final. His team was down by one goal when the coach decided to put on the reserve, Kaká with 14 minutes left. The commentators were going crazy and said that there was some possibility that the Sao Paulo coach was crazy, but after two minutes Kaká had scored two goals and taken his team to a victory. He attributes his recovery to God and has since tithed his income to his church.[3]

Career

Club career

Kaká made his debut at São Paulo FC in 2001 when he was 18 years old. In the first season, he scored 12 goals in 27 appearances, and 10 goals in 22 appearances in the following season. At the age of 17, while he was still at the youth squad, Sao Paulo was set to sell Kaká to Turkish 1st division side Gaziantepspor. The deal did not occur, however, because the manager of Gaziantepspor, Nurullah Sağlam, and the clubs board refused to pay a price of $1.5m for the 17 year old.[citation needed] After joining São Paulo FC senior squad, his performance attracted attention from European clubs.

He joined AC Milan in 2003 for US $8.5 m, a fee described in hind-sight as "peanuts" by club owner Silvio Berlusconi.[4] Within a month, he became a first team regular, and he has been a starter ever since. He debuted in Serie A in an away match against Ancona, which Milan won 2-0. He scored 10 goals in 30 appearances that season, winning the Italian Serie A Championship and the European Super Cup.

Kaká was an integral part of the five-man midfield in the 2004-05 season, usually playing in a withdrawn role behind striker Andriy Shevchenko. He scored 7 goals in 36 league appearances, and also won the Italian Super Cup with the club. Milan finished second to Juventus in the Serie A, and lost the UEFA Champions League final to Liverpool on penalty kicks. He was voted the best midfielder of the Champions League tournament. He also ended up in the ninth place in the 2005 Golden Ball poll, earning 19 votes.

One of Kaká's most notable goals has been the one against Fenerbahçe SK in the AC Milan's first game in the 2005-06 Champions League, won 3-1 by the Rossoneri. It had pundits draw instant comparisons to Diego Maradona, as Kaká started his run from the midfield and skipped past three tackles before entering the area and finishing with a low shot under Fenerbahçe goalkeeper Volkan Demirel.

On April 9, 2006, he scored his first Rossoneri hat-trick against Chievo Verona. All three goals were scored in the second half.

In 2006, Real Madrid showed an interest in signing the 24 year old star, but Milan refused to sell. Kaká signalled his intention to stay by signing a contract extension until 2011.

On November 1, 2006, AC Milan moved to within a point of the UEFA Champions League knockout stages as Kaká scored a hat-trick to help the team win 4-1 against RSC Anderlecht. This was his second hat-trick at Milan and his first hat-trick in European competitions.

Best player in the world In 2006 Kaká was considered by many experts and journalists that he was the best player in the world. A poll by the brazilian magazine O`globo was made with the question who`s the best player in the world? The results showed that Kaká got 81,5% of the votes, while Ronaldinho got 11%. Other discussions took place on Gazzeta dello sport, the italian giant, where the same topic was brought up. Kaká won also there and was claimed to be the best player in the world, the panel in gazzeta dello sport was a group of experts.

In November 2006 Kakás coach Carlo Ancelotti made a statement that Kaká should win the golden ball that year.

International career

Kaká made his international debut in January 2002 against Bolivia. He was a part of the national squad which won the 2002 FIFA World Cup, but did not see much action playing just 19 minutes of the first round match against Costa Rica. In 2003, he was the captain for the Gold Cup tournament in the US and Mexico, leading Brazil to the second place and scoring key goals against Colombia. Later, he was in action at the 2005 Confederations Cup, with Kaká scoring in the Confederation Cup final win over Argentina. (During the postmatch celebration, he and several of his teammates sported T-shirts with "Jesus Loves You" written in different languages.) He finished in joint tenth place in the voting for the 2004 FIFA World Player of the Year award. In the 2005 competition he finished two places higher. More recently, he helped Brazil qualify for the 2006 FIFA World Cup. Kaká has matured as a player and is currently considered as one of the best footballers from Brazil. He scored Brazil's first goal in the 2006 FIFA World Cup against Croatia on 13 June 2006. On 3 September 2006 he scored one of his most brilliant goals for the Brazilian team after assisting a goal to a new team addition, Elano. Kaká received the ball off a deflection from an Argentina corner kick, and took the ball 3/4 of the field to score. On 15 November 2006, Kaká was chosen as Brazil captain for a friendly match against Switzerland in the absence of current Brazil captain Lucio due to injury.

2006 World Cup

In the first match for Brazil, in group F, Kaká scored a goal in the 44th minute against Croatia. A left-foot strike from 25 meters led Brazil to the 1-0 victory. The media regarded him as the only member of the "magic quintet" – Adriano, Kaká, Ronaldo, Robinho and Ronaldinho – who produced in the match. Also against Ghana he wrote himself into the history books by assisting the goal that Ronaldo broke Gerd Müller's World Cup goalscoring record with. He was unable to carry his momentum into the next match and Brazil were eliminated by France in the quarter finals.

Personal life

Kaká married Caroline Celico at the Reborn in Christ Church on December 23, 2005, two years after Kaká's move from São Paulo to Milan. Caroline was born on 26 July 1987 to Rosangela Lyra, the director of Dior in Brazil, and Celso Celico, an entrepreneur. She and Kaká met in 2001 while she was a student and he was playing for the São Paulo Football Club. The wedding was attended by about 600 people, including fellow Brazilian footballers Cafu, Ronaldo, Adriano, Dida, Júlio Baptista and (then) Brazilian national coach Carlos Alberto Parreira. Caroline plans to earn a business degree from a university in Milan.[5]

Kaká is a devout evangelical Christian. [6]

He is known to sport Christian gear from time to time: he has worn an "I Belong to Jesus" t-shirt on several occasions during matches, such as during the Brazilian team's celebration after their 2002 World Cup victory, and during Milan's Scudetto celebration in May 2004. He wears shoes customised with the same words written on them. [7] Every time he scores he points his fingers to the sky as a sign of thanks to God, and, in what is possibly a first for a footballer at his level, he is proud that he was a virgin when he married.[8]

Trivia
Kaká is also of Portuguese descent.
In Italian, the language of his current club team, the phonetic equivalent is written as Kakà. However, the player's shirt name is spelled KAKA' (with an apostrophe, rather than an accented 'A') for both his club in Milan and in the past for the Brazilian national team. In the World Cup 2006, the back of his shirt read KAKÁ.
Kaká is a member of the "Athletes of Christ" organization. [9]
Since November 2004, Kaká has been an Ambassador Against Hunger for the United Nations World Food Programme. He was the youngest ambassador at the time of his appointment
Kaká's favourite music is gospel music. [10]
Kaká's motto in life is "I belong to Jesus" and "God is faithful", which he has stitched onto the tongue of his Adidas boots. [11]
Kakás favourite book is the Bible
In his freetime he likes to be in church, read the bible, and be with his family, particuarly his younger brother Digao.
Adriano, Kaká's teammate in the international side, said that he holds Kaká as one of his soccer idols.
Kaká has many times been called "the new pele" or the "white pelé"
Pelé once described him as having brazilian technique combined with european strentgh, which is why he has been so successful in Italy.
On February 12, 2007, Kaká obtained the Italian citizenship.[12]

Honours

Club
Torneo Rio 2001
Supercampionato Paulista 2002
European Super Cup: 2003
Serie A: 2004
Italian Super Cup: 2004
UEFA Champions League 2004-05: Runners-up

International
FIFA World Cup: 2002
Confederations Cup: 2005

Individual honours
Bola de Ouro (Golden Ball; Best Player Of Brazilian League), 2002
UEFA Club Football Awards 2004-05, Best Midfielder
Premio A.I.C. Miglior Giocatore Assoluto (Absolute best player): 2003/2004
Preceded by
Zlatan Ibrahimović Serie A Foreign Footballer of the Year
2006 Succeeded by
current holder
Preceded by
Deco UEFA Champions League Best Midfielder
2004-05 Succeeded by
Deco
Preceded by
Pavel Nedvěd Serie A Foreign Footballer of the Year
2004 Succeeded by
Zlatan Ibrahimović

Career statistics
Club Season Domestic
League Domestic
Cups Continental
Championship Intercontinental
Cup Total
App Goals App Goals App Goals App Goals App Goals
AC Milan 2006-07 18 5 1 0 8 5 - - 27 10
2005-06 35 14 2 0 12 5 - - 49 19
2004-05 36 7 2 0 13 2 - - 51 9
2003-04 30 10 4 0 13 4 1 0 48 14
Total 119 36 9 0 46 16 1 0 175 52
São Paulo FC 2003 9 2 0 0 - - 9 2
2002 22 9 0 0 - - 22 9
2001 27 12 0 0 - - 27 12
Total 58 23 0 0 0 0 - - 58 23
Career Totals 159 54 8 0 38 16 1 0 206 70

References
^ How privileged Kaka made most of luck to become Brazil's master of magic (English). The Guardian. Retrieved on June 17, 2006.
^ The golden boy of a golden team (English). The Independent. Retrieved on June 4, 2006.
^ Kaka able to see beyond dollar signs (English). United Nations. Retrieved on December 1, 2004.
^ Kaka: My +10 team (English). FIFAworldcup.com. Retrieved on December 9, 2006.
^ Stars attend Kaka’s wedding in São Paulo (English). The Star. Retrieved on December 25, 2005.
^ How privileged Kaka made most of luck to become Brazil's master of magic (English). Guardian. Retrieved on June 17, 2006.
^ The golden boy of a golden team (English). The Independent. Retrieved on September 28, 2006.
^ How privileged Kaka made most of luck to become Brazil's master of magic (English). Guardian. Retrieved on June 17, 2006.
^ Interview (English). Atletas de Cristo. Retrieved on December 26, 2006.
^ Public Chat Session (English). RickyKaka.com. Retrieved on December 26, 2006.
^ Public Chat Session (English). RickyKaka.com. Retrieved on December 26, 2006.
^ (Italian) [1]

External links
Profile at ACMilan.com
2006 FIFA World Cup Player Profile
Kaká's career timeline, photo gallery and detailed statistics
KAKAFANS.NET - BIGGEST SOURCE FOR RICARDO KAKA ONLINE
A.C. Milan - Current Squad

1 Dida | 2 Cafu | 3 Maldini | 4 Kaladze | 5 Costacurta | 7 Oliveira | 8 Gattuso | 9 Inzaghi | 10 Seedorf | 11 Gilardino | 13 Nesta | 15 Borriello | 16 Kalac | 17 Šimić | 18 Jankulovski | 19 Favalli | 20 Gourcuff | 21 Pirlo | 22 Kaká | 23 Ambrosini | 24 Grimi | 25 Bonera | 26 Storari | 27 Serginho | 28 Guerci | 29 Fiori | 30 Facchin | 31 Antonelli | 32 Brocchi | 33 Di Gennaro | 34 Bottini | 35 Aubameyang | 36 Darmian | 37 Bruscagin | 38 Lunati | 39 Vitofrancesco | 44 Oddo | 99 Ronaldo | Coach: Ancelotti

Milan Tujuan Zambrotta Selanjutnya

Barcelona - Nama besar Barcelona ternyata tidak cukup menahan Gianluca Zambrotta. Wingback Italia itu menyatakan keinginannya kembali ke Italia dan bergabung dengan AC Milan.

Mantan pemain Juventus ini sebelumnya telah bersiap bergabung di I Rossoneri usai Piala Dunia 2006 lalu. Namun Zambrotta akhirnya memilih untuk pindah ke luar Italia menyusul skandal Calciopoli di persepakbolaan Italia.

Zambrotta akhirnya memilih bergabung dengan Barca dan memulai debutnya pada 17 Agustus tahun lalu. Namun pemain internasional Italia ini mengaku kesulitan untuk beradaptasi di Nou Camp dan mengatakan masa depannya bukanlah di La Liga.

Kini Zambrotta pun mengutarakan keinginannya untuk dapat kembali merumput di Italia. "Ini adalah impian saya untuk mengakhir karir saya di Italia," ungkap Zambrotta seperti dilansir Football Italia.

"Barcelona adalah klub asing favorit saya, namun di Italia saya sangat suka Milan. Musim panas lalu saya hampir bergabung bersama Rossoneri," kata pemain yang memulai karir profesionalnya di klub Como.

"Saya kini sudah berusia 30 tahun dan sudah tidak banyak musim yang ada di depan saya. saya minta maaf jika harus meninggalkan Barcelona secepat mungkin, namun di dalam sepakbola Anda tidak akan tahu," ujarnya.

kaka promosi milan


Milan - AC Milan beruntung memiliki Kaka. Selain bermain bagus rupanya gelandang asal Brasil itu berbakat sebagai pegawai promosi. Bakat terpendamnya itu bakal dia praktekan pada Ronaldinho.

Berita ketertarikan Milan terhadap penyerang Barcelona itu sudah lama terdengar. Rossoneri tidak sekedar tertarik bahkan kabarnya sudah mengajukan penawaran resmi.

Saat Milan masih belum mendapatkan tanggapan, para punggawanya melancarkan jurus andalan masing-masing.

"Saya belum berbicara dengan Ronaldinho, tapi saya akan bertemu dengannya pekan depan saat Selecao bermain di partai persahabatan melawan Chile dan Ghana," tutur Kaka seperti dikutip Sky Italia.

Tanpa segan Kaka mengungkapkan jika dia bakal mempromosikan Milan saat bertemu dengan Ronnie.

"Apa yang saya katakan? Saya harus mendengar dulu pertanyaan-pertanyaan darinya. Setelah itu saya akan menjelaskan kalau Milan adalah sebuah klub besar, dan saya akan mencoba meyakinkannya supaya datang ke sini," tukas Kaka.

Sebelum pemuda 24 tahun itu mengaku kalau dia bakal membujuk Ronnie, pemain terbaik dunia dua kali itu juga sudah dibujuk kompatriotnya yakni Ronaldo.

"Ronaldinho adalah teman saya dan saya akan sangat bahagia melihatnya di sini. Saya yakin kalau dia akan sangat gembira di Milan dan dia akan beradaptasi dengan cara tim ini bekerja dengan baik," sebut mantan striker Real Madrid tersebut.

Bagaimana, Ronnie?

Thursday, March 15, 2007

CHE BIOGRAPHY

Masa kecil

Sejak usia dua tahun Che Guevara mengidap asma yang diderita sepanjang hidupnya. Karena itu keluarganya pindah ke daerah yang lebih kering yaitu daerah Alta Gracia (Córdoba) namun kesehatannya tidak membaik. Pendidikan dasar ia dapatkan di rumah sebagian dari ibunya, Celia de la Serna. Pada usianya yang begitu muda, Che Guevara telah menjadi seorang pembaca yang lahap. Ia rajin membaca literatur tentang Karl Marx, Engels dan Sigmund Freud yang ada di perpustakaan ayahnya. Memasuki sekolah menegah pertama (1941) di Colegio Nacional Deán Funes (Córdoba). Di sekolah ini dia menjadi yang terbaik di bidang sastra dan olahraga. Di rumahnya Che Guevara tergerak hatinya oleh para pengungsi perang sipil Spanyol juga oleh rentetan krisis politik yang parah di Argentina. Krisis ini memuncak di bawah pemerintahan diktator fasis kiri Juan Peron, seorang yang ditentang Guevara. Berbagai peristiwa tertanam kuat dalam diri Guevara, ia melihat sebuah penghinaan dalam pantomim yang dilakonkan di Parlemen dengan demokrasinya dan muncul pulalah kebenciannya akan politisi militer beserta kaum kapitalis dan yang terutama kepada dolar Amerika Serikat yang dianggap sebagai lambang kapitalisme.

Meskipun demikian dia sama sekali tidak ikut dalam gerakan pelajar revolusioner. Ia hanya menunjukkan sedikit minat dalam bidang politik di Universitas Buenos Aires (1947) tempat ia belajar ilmu kedokteran. Pada awalnya ia hanya tertarik memperdalam penyakitnya sendiri namun kemudian dia tertarik pada penyakit kusta.

Berkeliling rgentina dengan sepeda motor

Pada tahun 1949 ia memulai perjalanan panjangnya yang pertama, menjelajahi Argentina Utara hanya dengan bersepeda motor. Itulah untuk pertama kalinya ia bersentuhan langsung dengan orang miskin dan sisa suku Indian. Selanjutnya pada tahun 1951 setelah menempuh ujian-ujian pertengahan semester Che mengadakan perjalanan yang lebih panjang didampingi dengan seorang teman dan untuk nafkah hidupnya dia bekerja sebagai pekerja paruh waktu. Ia mengunjungi Amerika Selatan, Chili di mana dia bertemu Salvador Allende, dan di Peru ia bekerja sama selama beberapa minggu di Leprasorium San Pablo, di Kolombia ia tiba pada saat La Violencia, di Venezuela ia ditangkap tetapi dilepaskan kembali, kemudian ia juga mengunjungi Miami. Che Guevara mengisahkan perjalanannya dalam buku harian yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku dengan judul Buku Harian Sepeda Motor (The Motorcycle Diaries), yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1996 dan kemudian difilmkan dengan judul yang sama pada 2004.


Perjalanan Che Guevara

Ia kembali ke daerah asalnya dengan sebuah keyakinan bulat atas satu hal bahwa ia tidak mau menjadi profesional kelas menengah dikarenakan keahliannya sebagai seorang spesialis kulit. Kemudian pada masa revolusi nasional ia pergi ke La Paz, Bolivia di sana ia dituduh sebagai seorang oportunis. Dari situ ia melanjutkan perjalanan ke Guatemala dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menulis artikel arkeologi tentang reruntuhan Indian Maya dan Inca. Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama Hilda Gadea, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah satu Letnan Fidel Castro. Di Guatemala dia melihat kerja agen CIA sebagai agen kontrarevolusi dan semakin yakin bahwa revolusi hanya dapat dilakukan dengan jaminan persenjataan. Ketika Presiden Arbenz turun jabatan, Guevara pindah ke Kota Mexico (September 1954) dan bekerja di Rumah Sakit Umum, diikuti Hilda Gadea dan Nico Lopez. Guevara bertemu dan kagum pada Raúl Castro dan Fidel Castro juga para emigran politik dan ia menyadari bahwa Fidel-lah pemimpin yang ia cari.


Bergabung dengan Fidel Castro di Kuba

Ia bergabung dengan pengikut Castro di rumah-rumah petani tempat para pejuang revolusi Kuba dilatih perang gerilya secara keras dan profesional oleh kapten tentara Republik Spanyol Alberto Bayo, seorang pengarang "Ciento cincuenta preguntas a un guerilleo" (Seratus lima puluh pertanyaan kepada seorang gerilyawan) di Havana, tahun 1959. Bayo tidak hanya mengajarkan pengalaman pribadinya tetapi juga ajaran Mao Ze Dong dan Che (dalam bahasa Italia berarti teman sekamar dan teman dekat) menjadi murid kesayangannya dan menjadi pemimpin di kelas. Latihan perang di tanah pertanian membuat polisi setempat curiga dan Che beserta orang-orang Kuba tersebut ditangkap namun dilepaskan sebulan kemudian.

Pada bulan Juni 1956 ketika mereka menyerbu Kuba, Che pergi bersama mereka, pada awalnya sebagai dokter namun kemudian sebagai komandan tentara revolusioner Barbutos. Ia yang paling agresif dan pandai dan paling berhasil dari semua pemimpin gerilya dan yang paling bersungguh-sungguh memberikan ajaran Lenin kepada anak buahnya. Ia juga seorang yang berdisiplin kejam yang tidak sungkan-sungkan menembak orang yang ceroboh dan di arena inilah ia mendapatkan reputasi atas kekejamannya yang berdarah dingin dalam eksekusi massa pendukung fanatik presiden yang terguling Batista. Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba dan yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang menuju komunisme merdeka bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman kuliahnya. Che mengorganisasi dan memimpin "Instituto Nacional de la forma Agraria", yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah), mendirikan Departemen Industri dan ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba dan menggusur orang orang komunis dari pemerintahan serta pos-pos strategis. Ia bertindak keras melawan dua ekonom Perancis yang beraliran Marxis yang dimintai nasehatnya oleh Fidel Castro dan yang menginginkan Che bertindak lebih perlahan. Che pula yang melawan para penasihat Uni Soviet. Dia mengantarkan perekonomian Kuba begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan mendiversifikasikan produksi yang ia hancurkan secara temporer.


Pernikahan Che Guevara

Pada tahun 1959, Guevara menikahi Aledia March, kemudian berdua mengunjungi Mesir, India, Jepang, Indonesia yang juga hadir pada Konfrensi Asia Afrika, Pakistan dan Yugoslavia. Sekembalinya ke Kuba ia diangkat sebagai Menteri Perindustrian, menandatangani pakta perdagangan (Februari 1960) dengan Uni Sovyet yang melepaskan industri gula Kuba pada ketergantungan pasar Amerika. Ini merupakan isyarat akan kegagalannya di Kongo dan Bolivia sebuah aksioma akan sebuah kekeliruan yang tak akan terelakkan. "Tidaklah penting menunggu sampai kondisi yang memungkinkan sebuah revolusi terwujud sebab fokus instruksional dapat mewujudkannya" ucapnya dan dengan ajaran Mao Ze Dong ia percaya bahwa daerah daerah pasti membawa revolusi ke kota yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Juga pada saat ini ia menyebarkan filosofi komunisnya (diterbitkan kemudian dalam "The Socialism and Man in Cuba", 12 Maret 1965). Ia meringkas pahamnya menjadi "Manusia dapat sungguh mencapai tingkat kemanusiaan yang sempurna ketika berproduksi tanpa dipaksa oleh kebutuhan fisiknya sehingga ia harus menjual dirinya sebagai barang dagangan".


Konfrontasi dengan Uni Soviet

Penentangan resminya terhadap komunis Uni Soviet tampak ketika dalam organisasi untuk Solidaritas Asia Afrika di Aljazair (Februari 1965) menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme dengan berdagang tak hanya dengan negara-negara blok komunis dan memberikan bantuan pada negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya. Ia juga menyerang pemerintahan Soviet atas kebijakan hidup bertetangga dan juga atas Revisionisme. Guevara mengadakan konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner, pemberontakan, kerjasama gerilya dari Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di samping itu setelah terpaksa berhubungan dengan Amerika Serikat, ia sebagai perwakilan Kuba di PBB menyerang negara-negara Amerika Utara atas keserakahan mereka dan imperialisme yang kejam di Amerika Latin.

Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965, bukan secara resmi tetapi secara nyata. Untuk beberapa bulan tempat tinggalnya dirahasiakan dan kematiannya santer diisukan. Ia berada di berbagai Negara Afrika terutama Kongo di mana dia mengadakan survei akan kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi komunis dengan taktik gerilya Kuba. Ia kembali ke Kuba untuk melatih para sukarelawan untuk proyek ini dan mengirim kekuatan 120 orang Kuba ke Kongo. Anak buahnya bertempur dengan sungguh-sungguh tetapi tidak demikian halnya dengan para pemberontak Kinshasa. Mereka sia-sia saja melawan kekejaman Belgia dan ketika musim gugur 1965 Che meminta Castro untuk menarik mundur saja bantuan Kuba.

Kematian Che Guevara
Ismael Rodríguez bersama Che Guevara, sebagai tahanan di La Higuera (Bolivia), pada 9 November 1967. Foto oleh CIA

Petualangan revolusioner terakhir Che adalah di Bolivia, karena ia salah memperkirakan potensi negara itu yang mengakibatkan konsekuensi yang buruk. Tertangkapnya Che oleh tentara Bolivia pada 8 Oktober 1967 adalah akhir dari segala usahanya dan hukuman tembak dijatuhkan sehari setelah itu.

Pada tanggal 12 Juli 1997 jenazahnya dikuburkan kembali dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, di mana Guevara mengalami kemenangan dalam pertempuran ketika revolusi Kuba.

Che manjadi legenda. Ia dikenang karena keganasannya, penampilannya yang romantis, gayanya yang menarik, sikapnya yang tak kenal kompromi dan penolakan atas penghormatan berlebihan atas semua reformasi murni dan pengabdiannya untuk kekejaman dan sikapnya yang flamboyan. Ia juga idola para pejuang revolusi dan bahkan kaum muda generasi tahun 1960-1970 atas tindakan revolusi yang berani yang tampak oleh jutaan orang muda sebagai satu-satunya harapan dalam perombakan lingkup borjuis kapitalisme, industri dan komunisme.


Penghormatan terhadap Che Guevara

Berbagai tokoh sastra, musik dan seni telah mempersembahkan komposisinya kepada Che Guevara. Penyair Chili Pablo Neruda mempersembahkan kepadanya puisi Tristeza en la muerte de un héroe (Kesedihan karena kematian seorang pahlawan) dalam karyanya Fin del mundo (Akhir dunia) pada 1969. Pengarang Uruguay, Mario Benedetti menerbitkan pada 1967 serangkaian puisi yang dipersembahkan kepadanya dengan judul A Ras del Sueño (Pada tingkat impian). Penyanyi Carlos Puebla mempersembahkan sebuah lagu Hasta siempre comandante Che Guevara (Untuk selamanya komandan Che Guevara) dan Los Fabulosos Cadillacs, Gallo Rojo (Ayam jantan merah), yang muncul dalam album El León (Singa) pada 1991.


Wednesday, March 14, 2007

numero29 in lazaro squadra

SALAHKU KAH ?

apakah aku terlalu cepat datang menghampirimu
untuk mengatakan betapa aku menyayangimu
apakah aku terlalu cepat untuk mengatakan
perasaan dalam hati ini , sejujurnya padamu
dan apakah aku terlalu cepat, untuk mengisi pikiranmu
padahal, bukankah pikiranmu masih terisi kenangan, yang belum sempat hilang ?

ku bisa merasa kan bagaimana rasa hatimu,
pasti bagai digilas banyak keraguan
antara kenanganmu dan cinta
semuanya hadir dalam hatimu,
saling berebut kedudukan
untuk bisa kau perhatikan dan untuk bisa kau sayangi

aku tidak punya apapun yang lebih indah
untuk bisa mengisi hatimu

kenanganmu pasti lebih indah dari kata-kataku
dan kenanganmu pasti lebih mesra dari tatapanku

aku, seperti seorang peri kesepian
memandang dan berharap
untuk kau cintai
untuk kau rindui
dan untuk kau temani
dalam satu sisi kehidupan

cintamu dan kenanganmu
derita lalumu, kebahagiaan lalumu,
apakah bisa menyatu dengan perasaan cintaku

salahku kah ?, terlalu cepat, membiarkanmu untuk memulainya.

Thursday, March 1, 2007

humor

Keturunan Gila

Suatu hari di Rumah Sakit Jiwa ada 2 orang gila yang sedang berbincang-bincang.

OrGil 1 : Kamu sebelum gila apa pernah punya istri?

OrGil 2 : Aku pernah punya 2 istri, dua2nya sama saja! Sama-sama gak waras!!!

OrGil 1 : Punya anak?

OrGil 2 : Ada 3, tapi yang 2 udah minggat karena stress bapak ibunya pada gila semua.

OrGil 1 : Yang satu lagi kemana???

OrGil 2 : Anakku yang satu itu sangat bangga dengan saya, makanya dia ngikuti saya ke tempat ini. Tuh, sekarang di kamar 13!!!

Friday, February 9, 2007

MALDINI


Maldini: Jangan Cabut Nyawa Sepakbola!

2007-02-05 23:15:34



Insiden kerusuhan yang terjadi pada pertandingan derby Sisilia antara Catania versus Palermo, merenggut satu korban nyawa petugas polisi. Akibat peristiwa brutal tersebut Federasi Sepakbola Italia (FIGC) menghentikan untuk sementara segala pertandingan sepakbola di Italia.



Berbagai pihak berwenang mengeluarkan pendapatnya masing-masing, baik FIGC, Lega Calcio dan Komite Olahraga Nasional Italia (CONI) atau pihak lainnya mengeluarkan berbagai solusi untuk memperbaiki citra persepakbolaan Italia.



Tidak terkecuali, para pemain juga mengajukan pendapatnya untuk perbaikan persepakbolaan Italia. Salah satunya pemain veteran AC Milan dan mantan mantan pemain Gli Azzuri, Paolo Maldini. Namun Maldini tidak setuju dengan salah satu solusi yang mengkritisi krisis tersebut, stadion tertutup buat para suporter di sisa musim ini.



Kapten tim utama Milan itu percaya menutup stadion pada pertandingan Serie A bukanlah cara meredam hooliganisme. Solusi itu menurut pemain terbanyak untuk pertandingan Serie A yang masih aktif tersebut justru akan ‘membuat sepakbola kehilangan nyawa’ atau kehilangan arti pentingnya. “Lebih baik langkah menghentikan sementara beberapa pekan karena bertanding dengan stadion tertutup dari penonton berarti memvonis mati buat sepakbola,” ujar Maldini, seperti dilansir Football Italia.



Menurut hematnya, latar belakang kerusuhan dengan tindak kekerasan di Sisilia lebih kompleks dibanding hanya sekedar persaingan dalam dunia sepakbola. Maldini menambahkan: “Sepakbola tidak dapat berbuat apa-apa dengan apa yang terjadi di Sisilia. Kami, para pemain berkewajiban memberikan contoh positif di lapangan. Apa yang terjadi di Catania dilandasi oleh masalah sosial. Dengan menyerang polisi yang bertugas tidak ada hubungannya dengan penonton yang ingin menikmati sepakbola. Jika keputusan diberikan kepada saya, maka saya akan memutuskan mengembalikan jadwal pertandingan secepatnya.”



Maldini tidak menampik jika suatu tindakan tegas harus diambil untuk memulai langkah perubahan ke arah positif. “Suatu tindakan harus diambil. Pesan yang kuat telah diumumkan dengan dihentikannya pertandingan sepakbola untuk beberapa waktu. Satu hal yang terpenting adalah hukum mesti dikedepankan dan ditegakkan, serta stadion juga dikondisikan lebih aman,” tukasnya.

 

lazaro squadra



 


 

PROGRAN IMVESTASI Rp. 10.000,00....ANDA MAU??? BUKTIKAN SENDIRI...